JUDUL BUKU : RADIKUS MAKANKAKUS (Bukan Binatang Biasa)
PENULIS : Raditya Dika
PENERBIT : GagasMedia
TERBIT : 2009
HALAMAN : 230 halaman
INFO BUKU : www.radityadika.com
Hampir setiap orang di seluruh belahan dunia mungkin sedang atau telah merencanakan hidupnya dengan sangat baik. Sekolah pintar, prestasi segudang, beasiswa ke luar negeri, karir yang cemerlang dan gaji yang tinggi adalah keinginan yang pasti ada di angan-angan semua orang. Namun agaknya itu tidak berlaku pada Raditya Dika, seorang lelaki berkacamta yang selalu menjalani hidupnya dengan hal-hal konyol dan nyaris tidak sebaik orang lain menjalani hidup.
Gaya bertutur yang apa adanya membuat kita dapat cepat memahami isi cerita dan tidak jarang mengajak kita untuk ikut membayangkan suasana dan setting cerita yang dimaksud. Format penulisannya pun tidak seformal novel-novel yang kerap kita baca, jelas dan tidak membosankan.
Tak ada yang menyangka bahwa seorang Dika (sapaan akrab Raditya Dika, red.), dapat mengajar pelajaran Bahasa Inggris di sebuah Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) yang didirikan oleh ibunya sendiri. Hanya berbekal rambut yang dicat warna pirang kecoklatan dan pernah mengambil studi finance di salah satu Universitas di Australia selama satu semester, dia dapat dengan sekejap membius murid-murid di kelas LBB. Sekedar mengingatkan, di seri novel yang sebelumnya (Kambing Jantan dan Cinta Brontosaurus), Dika menceritakan bahwa dirinya terpaksa keluar dari tempat studinya di Australia karena nilai-nilainya yang jauh dari harapan orangtuanya akibat sering memikirkan dan berkomunikasi dengan kekasihnya yang berada di Jakarta via telepon.
Kekonyolan mungkin tidak akan pernah lepas dari kehidupan lelaki yang berkuliah di FISIP Universitas Indonesia ini, tapi bukan berarti dia tidak pernah memikirkan hal-hal yang bermakna seperti kehidupan itu sendiri. Suatu ketika dia ditelepon oleh wali kelasnya yang bernama Bu Irfah untuk menyuruhnya mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Biologi yang belum dia kumpulkan. Dika diminta untuk mengerjakan LKS di rumah Bu Irfah agar wali kelasnya itu dapat mengawasi Dika dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS itu. Sesekali Bu Irfah memastikan bahwa jawaban yang ditulisnya itu bukan jawaban yang asal-asalan, lalu saat Bu Irfah sudah mulai lelah memastikan dan mengawasi, dia mulai menasihati Dika agar ia lebih serius bersekolah.
Seketika Dika tersadar akan kata-kata yang diucapkan Bu Irfah. Sejak saat itu, ia mulai memikirkan arti hidup bagi dirinya sendiri sampai akhirnya dia mnerima Short Message Service (SMS) dari temannya yang mengabarkan bahwa Bu Irfah telah meninggal dunia. Dia terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa Bu Irfah mengatakan hal itu ketika ia mulai memimpikannya?, untuk apa ia hidup?, dan bagaimana ia harus menjalani hidup?. Sampai saat ini mungkin ia sedang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
Background penulis yang mempunyai hobi menulis kegiatan sehari-harinya di blog, membuat banyak orang melakukan hal serupa untuk berbagai macam alasan. Tujuan penulis membukukan blognya adalah untuk menghibur orang-orang yang membacanya, walaupun mungkin, buku ini bergenre humor, buku ini tidak disarankan bagi anak-anak di bawah umur.
Setting tulisan pun beragam, semua dekat dengan aktivitas sehari-hari. Namun penulis dapat mengubah tempat-tempat yang menurut kita membosankan dan terkesan ‘itu-itu saja’ menjadi tempat yang mengasyikkan dan berwarna.
Kekonyolan bukan penghambat untuk dapat berkarya. Mungkin suatu saat nanti kekonyolanlah yang akan membuat kita berguna bagi orang lain.
Terrence Moulida Saleh
-51410142-